Dari Bapak Qomaruddin Sokaan
Di daerah
Jabung wetan K. Asfina dan Nyai Asfina
mempunyai 8 putra putri
Lelaki 2
perumpuan 6 diantaranya :
- K. Mino Kalikajar
- K. Zainal Arifin Sumberan
- Nyai Dul Jabung Wetan
- Nyai Umar Jabung Wetan
- Nyai Misdan Jabung Wetan
- Nyai Buwat Kalikajar
- Nyai Saduya Jabung Wetan
- Nyai Enggi Jabung Wetan
K. Mino anak
yang paling terakhir
K. Mino
kawin dengan Nyai Maryam ( Nyai Rodina )
yang mempunyai putra : 2
- Guuluh ( Gamar )
- Beetoh ( Jasuli )
Hal
ini sebelum menunaikan Ibadah Hajji, tapi setelah Hajji K. Mino mempunyai Putra
2 lagi :
- Nyai Salama
- KH. Hasan Abd. Jalal
Dari KH. Halima Tunjungan
Waktu
kecil K. Mino pernah mondok di genggong pajarakan di dalem K. Syamsuddin dan
pernah Ngaji pada K. Halima ( Tunjuangan ) dan waktu ngaji K.Mino menurut K.
Halima kurang begitu pintar , kalau menulis di pisah-pisah seperti menulis
jalan ج ل ن tak lama kemudian berhenti mondok lalu kawin dengan Nyai
Rantina Jabung Wetan , tak lama kemudian berpisah dengan Istrinya di sebabkan
tidak ada kecocokan kemudian K. Mino kembali lagi ke Pondok kira-kira 3 tahun
dan menjadi Haddam K. Syamsuddin, jika K. Syamsuddin membaca Al- Qur’an dan
Kitab Maka K. Mino mendengarkan, setelah itu berhenti mondok.
Menurut
KH. Halima “ K. Mino bisah dedtih bellinah pangiran karna olle sebeb oreng
towah ben barokanah guruh”.(K. Mino bisa jadi waliyullah karena mendapatkan barokahnya
orang tua dan guru).
Waktu
ada di pondok K. Mino pernah suatu hari ada
kucing yang jatuh kesumur lalu oleh K. Mino di ambil dan dibawa keatas.
Dari KH. Nuruddin Musyiri
Kalikajar
Kelahiran K.
Mino pada tahun 1902
Umur K. Mino
85 Tahun
Hajji pada
tahun 1970 M.
Mendirikan
Musholla pertama pada tahun 1945 M
( 1 )
Kedatangan
K. Mino ke PP.Zainul Hasan Genggong kira- kira pada tahun 1930/1931 M. K. Mino
menjadi khaddam KH. Syamsuddin ( luwai ) KH. Moh. Hasan . pekerjaan beliau
sehari-sehari membuat tabing (Widek/gedek), dan
memberi makan kuda, mengairi sawah, serta mencari ikan.
PEKERJAAN
K. MINO.
Pertama
K. Mino datang ke Genggong langsung suwan ke KH. Syamsuddin, di saat itu ada
orang yang membuat tabing, lalu Kiyai bertanya kepada mino, apakah kamu bisa
membuat tabing ? dan mino menjawab ; bisa dan hasilnya memuaskan dan itulah
awal mulanya k. mino menjadi haddam K. syamsuddin. Ketika K. mino menjadi
haddam, pekerjaan sehari-seharinya mencari rumput, untuk memberi makan kuda
milik K. Symsuddin hasil pemberian dari saudara bisan K. syamsuddin, P. Joyo
dari Pegalangan Kidul, dan pekerjaan k.mino ketiga selalu mengairi sawah milik
K. Syamsuddin yang terletak di barat PP. Genggong. Kegiatan yang berupa ibadah
/ mencari ilmu ialah mengaji Al kitab dan sullam safinah, langsung kepada K.
Syamsuddin setelah solat Dhuhur. Setelah ngaji mino langsung mencari ikan
disungai mulai dari genggong sampai pajarakan tanpa sepengetahuan gurunya. Dan
hasil tangkapan nya sangat banyak dan semuanya di berikan kepada gurunya.
Yang
kedua ibadah k. mino mulai solat maghrib sampai jam 10 beriktikaf di masjid
setelah baru turun dari masjid dan tidur di tempat yang selalu di lewati oleh
kiai. Dan melakukan solat tahjjud ketika jam dua dan subuhnya dibangunkan oleh
kiai untuk mengumandangkan adzan. Konon kiai mino tukang adzan solat subuh. Dan
kiai hosnan tukang adzan solat maghrib, begitulah aktifitas sehari-hari di
pondok pesantren genggong selama kurang lebih 3 tahun. ( diceritakan oleh
Bisan K. Mino Non Kholil yang diterima langsung dari K. mino ).
Dan
setiap aktifitasnya K. mino tidak pernah dikasih makan kalau tidak berjumpa
dengan ibu nyai, kalau berjumpa dengan ibu nyai, K. mino di beri makan, konon ketika makan sampai tiga suapan, K. mino
di gertak oleh K. syamsuddin dan kiai berkata “kamu jangan banyak makan karena
saya tidak punya beras” akhirnya K. mino tidak menghabiskan makanannya, begitulah
setiap harinya. Sedangkan tujuan K syamsuddin melarang k. mino makan banyak
bukan karena tidak punya beras tetapi untuk melatih haddam tercintanya ridho
dan tujuan tersebut tidak diketahui oleh K.mino karena setiap kali makan, K. mino
selalu di tegur oleh gurunya, maka K. mino mengambil keputusan tidak akan
memberi makan kuda dan mengerjakan sesuatu apapun kalau ada ibu nyai karena khawatir
dikasih makan.
Kejadian-
kejadian aneh di Pondok
Pernah
suatu hari k. mino di suruh mengairi sawah oleh K. syamsuddin, sesampainya di
sawah oleh kiai mino langsung mengairi sawahnya kemudian di tinggal karena
waktu itu airnya bagian sawahnya k. syamsuddin.
Beberapa jam kemudian k. mino
kembali ke sawah untuk melihat sawah yang di airi, apakah sudah penuh apakah
belum dan setibanya di sawah k. mino terkejut melihat sawahnya tidak ada airnya
sama sekali. Akhirnya k. mino pergi ke hulu untuk menutup saluran air (
sangatan ). Setelah sampai kehulu terkejut karena melihat saluran air yang
kesawahnya k.mino tertutup batang pohon pisang ( katebong ) dan di atasnnya
tertancap sebilah pedang dan k. mino tahu bahwa pedang tersebut
(2)
milik
seorang bajingan yang sawahnya bersampingan dengan sawahnya k. samsuddin dan
airnya di arahkan ke sawah bajingan tersebut. Akhirnya k.mino pulang dan
melaporkan kejadian tersebut kepada guru dan guru berkata kenapa kau tidak
cabut saja pedang tersebut dan kau buka saluran airnya dan k. mino menjawab, “saya
takut’ dan sang guru berkata lagi, “kamu takut? kamu laki-laki atau
perempuan.k. mino diam tidak menjawab lalu sang guru berkata, “mari kita ke
sawah bersama-sama”. Sesampainya di sawah k.mino disuruh mencabut pedang
tersebut lalu membuka saluran air dan menutup saluran air ke arah sang bajingan
setelah itu k.mino melihat sang bajingan dari kejauhan,mengetahui kejadian
tersebut, k. syamsuddin berkata k.mino tolong kamu jangan disini dan saya mau
sembunyi. k. mino hanya menuruti
perintah sang guru namun dalam berkata ‘” engko’ esorro a jegeh, kiai
ngetek, reken engko’ soro pate’en, nyamanah dibi’, (Saya disuruh jaga, kiai sembunyi, emangnya saya disuruh dibunuh, seenaknya
sendiri). Akhirnya sang bajingan semakin dekat dan ketika hampir dekat
ke k, mino , k. syamsuddin berdehem. Mendengar dehemen k.syamsuddin sang
bajingan jatuh terjungkir ke sawah. Dan mengira itu deheman k, mino. Jadi
setiap kali sang bajingan bertemu atau berpapasan dengan k. mino selalu menjauh
karena takut ke k.mino. mengingat kejadian tersebut, bermula dari itulah k.
mino menjadi seorang pemberani.l
______________________________________________________________________________
(1)
KE
KAROMAHAN
- Semasa
di Pondok K Mino biasa disuruh oleh
para santri untuk mengambil bara api guna menyalakan rokok ,jadi jika ada
santri yang mau merokok dia pasti menyuruh K Mino untuk mengambil bara
api.Dan disuatu saat api itu diambil oleh K Mino menggunakan tangannya
,melihat kejadian itu para santri terheran-heran sejak itulah K Mino tidak
pernah lagi disuruh mengambil bara
api.
- Suatu
hari K Mino pergi kesawah, sesampainya di sawah K Mino terkejut karena
melihat sawahnya kering, akhirnya K Mino pergi kehulu untuk membuka saluran air(dam),ternyata
saluran air tersebut tertutup rapat dan mungkin tidak satu orangpun yang
sanggup membuka tanpa menggunakan alat, namun anehnya mor/sekorop itu
hanya diputar dengan tangannya.
- Disuatu
hari K.Mino mendengar berita bahwasanya cincin Ibu nyai jatuh kedalam WC.
Maka tanpa disuruh K. Mino langsung masuk kedalam WC guna mengambil cincin
tersebut.
Konon pengambilan cincin tersebut
dilakukan K. Mino bersama K. Hosnan namun gagang cincinnya diraih oleh K. Mino dan batu hiasnya diraih oleh K. Hosnan.
( Mengenai cincin yang jatuh ke dalam
Wc masih terjadi perbedaan ada yang mengatakan cincin tersebut milik Nyai
Samsuddin namun berita yang mashur
cincin itu milik Nyai Hasan istri dari K. Moh. Hasan).
KISAH
LUCU K MINO DI PONDOK (Canda Tawa)
Suatu hari K Mino sedang membuat
sapu lidi tiba-tiba K Hosnan datang dari pasar, kemudian muncullah keinginan K
Mino untuk menggojlok K Hosnan. K Mino berkata:”Hai Madrai’ (Nama asli K
Hosnan) kamu dipanggil ibu nyai katanya ikannya disuruh cepat dimasak.”
Mendengar hal itu K Hosnan terburu-buru untuk mencuci dan memasak ikan , ketika
ikan sudah masak K Hosnan lngsung mengantarkan ke ibu nyai. Kemudian Ibunyai
berkata : “Oh..kamu sudah datang ?lo..ikannya sudah masak ? kok cepat.
Mendengar hal itu K. Hosnan menyadari bahwa dirinya sudah dipermainkan oleh K.
Mino.
Setelah beberapa hari dari kejadian
tersebut ketika K. Mino datang dari menyabit(cari
rumput) dan diketahui oleh K. Hosnan, maka disaat itulah muncullah keinginan
untuk membalas K. Mino. Ahirnya K. Hosan berkata pada K. Mino: “Hai Mino, cepat kamu dipanggil Kiai katanya
kamu mau diajak Mios (bepergian). Ahirnya K. Mino meletakkan
rumputnya dan segera mandi. Setelah berpenampilan rapi K. Mino menghadap sang
Guru, dan betapa terkejutnya K. Mino ketika sang Guru berkata : “ Kamu sudah
datang Mino ? dan tolong kuda-kuda itu dikasih
makan. Dengan kejadian tersebut maka K. Mino
menyadari bahwa dirinya dibalas oleh K. Hosnan.
Di ceritakan oleh K. Kholil ( Genggong
)
(2)
Pesan sang Guru ( K. Syamsuddin )
kepada K. Mino.
“
Cong be’en mon terro aobeeh kalakonnah eteppa’en ojen derres, be’en duli
adua’ cong”(nak, kamu kalau ingin berubah kelakuannya, ketika hujan
deras, kamu cepat berdo’a) Selelah pulang dari pondok dan
berkeluarga, Konon di jabung ada pabrik dan K. Mino bekerja di pabrik tersebut,
sepulangnya dari pabrik di pertengahan jalan di guyur hujan yang sangat deras,
ketika itu juga K. Mino langsung ber do’a dengan menjerit dan ber do’a “ Duh gusteh obe’aki kalakuan kauleh gusteh ”
(Duh Gusti, rubahlah kelakuan hambamu ini Gusti!.)
doa tersebut di lakukan karena k. mino
ingat kepada dawuh (pesan) sang Guru.
Di ceritakan dari Abdul Wafa Pagalangan
Kepatuhan, Ketaatan dan ketakutan K. Mino pada Gurunya ( K. Moh, Hasan Genggung )
Ketika bulan Ramadhan K. mino menjaga jidur (beduk) ketika ada di pondok untuk menjaga adzan
maghrib, disuatu ketika maghrib kurang 1 menit K. mino langsung memukul beduk
dan pukulan beduk tersebut di dengar oleh K. Moh Hasan, Lalu K. Moh Hasan
bertanya, “ siapa nepbu jidur kik
buruh.?” (sipa yang menabuh beduk barusan)
mendengar seruhan Gurunya tersebut K. Mino langsung jatuh pingsan dikarnakan
sangat takut dan ta’dimnya pada sang Guru.
Di
riwayatkan dari bapak Sibawih
Silsilah
Bujuk Rabeh
Dira
- Arjani
- B. genduk
- B. Prasman
- P. Pat
- P. Markaban
- P. tena
- P. markena
- B. Arbina
- K. Mino
Berasal dari
poteran
- Nyai Sa’din
- K. Arbina
- K. Mino
Cerita dari
poteran
Tiga saudara 1. B. Randeh 2. B. Sinar Bulan 3. B. Sa’din
Dari poteran
mau Berlayar menuju ke Grinteng ( Andun)
ditengah laut Nasib tak baik perahunya tenggelam lalu ditolong oleh ikan
mundung
_____________________________________________________________________________
( 1 )
Pulang
dari pondok K. Mino langsung nikah dengan Nyai
Rodina . K. Mino selama menikah dalam keadaan melas selama 14 thn dan tidak
pernah menanak di waktu pagi, makannya masih menunggu datang dari kerja. Dan
pernah “ Ngala’ geduen sapeh “ Tiga pasang (6
sapi ). selama tiga bulan Mulai bulan Rajab sampai bulan Ramadhan K. Mino tidak
pernah tidur dan pada tgl 8 jam 3 malam kedatangan tamu, oleh K. Mino di suguhi
kopi dingin dan nangka goreng tanpa bicara tamu tadi marah tanpa alasan dan
berkata “ apakah kamu tidak tidur ?” K.Mino menjawab “ ya” tamu berkata “apa
yang kamu kerjakan?” K. Mino menjawab “ ngaji “ . lalu K. mino diberi (dititipi)
uang dan tamu berkata “di ganti iya,>>>>>>>
tidak di ganti tidak apa apa” lalu tamu itu langsung pulang dan uang tersebut
oleh K.mino di belikan talam (nampan) dan gelas yang terbuat dari kuningan
dengan alasan selama ini Nyai Rodina dalam keadaan melas dan sisanya uang
tersebut di belikan padi 7 amet (1
amet 2 ton 2 Kuwintal ) lalu gabah tersebut di simpan maka di setelah mahal
oleh K. Mino dijual hasil penjualan dari gabah tersebut di belikan 2 ekor sapi
dan hal tersebut berlangsung sampai 7 kali akhirnya
K. mino mempunyai 12 ekor sapi akan tetapi sapi yang 12 tersebut di jual semua,
dengan niatan mau naik haji tapi sayangnya uang tersebut tidak mencukupi 2
orang untuk haji, namun Nyai Asuki berkata pada K. Mino agar supaya Nyai Rodina
juga berangkat haji K.Mino menjawab “ uangnya tidak cukup” Nyai asuki berkata
lagi “ biar sawah saya di gadainkan dan sapi di jual ahirnya berangkatlah K.
Mino dan Nyai Rodina berdua untuk melaksanakan ibadah haji. Kejadian diatas bermula
ketika keadaan ekonomi kiai Mino tidak
setabil, akhirnya disuatu hari kiai mino pernah
ditegur oleh guru kiai mino , dengan mengingatkan kiai mino tentang ijazah yang diberikan sang
guru kepada kiai mino. Dengan teguran sang guru, kiai mino mino pun akhirnya
menjlankan amalan yang dulu pernah di ijazahkan kepada kiai mino yaitu
melakukan pusa selama tiga bulan, selama tiga bulan kiai mino mino hanya
berbuka segrelas kopi dan ditemani selepek gorengan, makan seperti ini kiai
mino lakukan pada waktu sahur. Bulan ramadhan yaitu bulan ketiga dari kiai mino
melakukan amlalannya pada watu tengah malam beliu didatangi laki-lkai yang kiai
mino tidak kenal dan sambil memberikan uang.
Keturunan dari K. Mino + Nyai Rodina (
Kalikajar )
- Jasuli
- Nyai
Salama
- Betoh
( KH. Abdul Jalal )
Dan Putra pertama K.Mino wajahnya agak mirip
dengan K. Jalal yang berbeda hanyalah bila Jasuli meminta sesuatu pasti
keosokan harinya ada tamu yang datang dan membawa apa yang dia minta sedangkan
Betoh ( K. Jalal ) tidak. Namun sangat sayang beliau ( Jasuli ) wafat masih
umur 11 tahun. Waktu hampir wafat Jasuli pernah berkata pada Nyai Rodina “ Mak be’en ben aba je’ tokaran yeh“ (mak,
kamu dan abah jngan bertengkar ya). Dan Jasuli berkata pada Nyai Rodina (
Ibunya ) bahwasanya dia mempunyai 3 kamar sedangkan kamarnya Jasuli sudah
selesai tak lama kemudian wafatlah Jasuli.
Keturunan
K.Mino dengan istri mudanya ( Nyai Jo ) sumberan
- Mahfud
- Fausi
- Nyai
Da
Tempat
Tirakat K. Mino
- Sekar
Sari ( Pegunungan )
- Tampurah
- Jambun
( Kalikajar )
- Santana
( Pejarakan timur Genggong )
( 2 )
Perjuangan
K. Mino
Perjuangan K. Mino pada syariat dengan
Ilmu Hal ( tingkah )
Santri
pertama K. Mino
Markawi
sekarang H. Fathr Rosi yang beralamat JatiBanteng Besuki
Silsilah
ke atas K.Mino
Konon ada empat orang dari desa
Poteran di Madura dekat astah Syeh Yusyf, naik perahu dengan tujuan ke banyuagi
akan tetapi naas menimpa 4 orang tersebut terkena “Ploseran” tak ayal 4 orang tersebut tenggelam lalu terdampar di
Krinteng, salah satu dari 4 orang tersebut kawin dengan seorang gadis Krinteng dan putranya kawin dengan gadis atau perawan
Tanjung dan purta dari perkawinan yang ada ditanjung kawin
(menikah) dengan orang alas malang (nama desa),
dalam perkawinan tersebut lahirlah putra yang bernama K. Arfina. Dan K. Arfina
kawin dengan gadis Jabung timur yang ber nama Nyai Arfina, dalam perkawinan
tersebut lahirlah tokoh karismatik yang bernama K.Mino.
Nyai Arfina (belum jelas nama asli )
berasal dari pandan laras. Ceritanya ada tetangga Nyai Arfina kawin dengan
orang Jabung wetan, lama kelamaan Nyai Arfina ikut tetangganya bertempat
tinggal di jabung wetan setelah itu datanglah seorang pemuda yang bernama K.
Arfina untuk melmarnya, maka terjadilah perkawiman antara K. Arfina dan Nyai
Arfina.
Dari Bapak Sibawih menerima cerita
dari Rosidi dan menerima dari Bapaknya.()
Sewaktu K.Mino mencari ikan (diwaktu malam) bersama temannya yang sekarang mempunyai
anak yang bernama Rosidi yang ber alamat situbondo, mereka turun mulai dari sungai
pondok Genggong ke utara sanpai jembatan pajarakan mereka tidak mendapat
satupun ikan ternyata setelah sampai di jembatan melihat rongkang (lubang) yang
teryata banyak udangnya dan mereka pun menangkap sampai penuh isi wadahnya,
setelah sampai di Genggong K.Hasan sebagai pengasuh Pondok berdawuh pada
keduanya bahwa lubang yang semalam adalah lubang buaya, dikarnakan teman K.Mino
tidak percaya atau penasaran dengan dawuhnya K. Hasan maka keosokan harinya
pergi ke jembatan Pajarakan dengan niatan melihat lubang yang tadi malam,
ternyata setelah sampai di sana lubang tersebut sudah tidak ada lagi.
Terima
cerita dari Bapak Sibaweh Sumberan
(1)
Di
riwayatkan dari Ky.
Rauya Bapaknya H. Mi Kalikajar.
Bapak Rauya pernah menjadi santri
K.Mino di musholla, tatkala santri itu bermain lalu K.Mino berkata pada Santri “
Cong(nak) Ngajih Cong , engko’ malennah”, (ngaji cong, aku
yang mau ngajari) santri menjawab
“ Enggi “ (iya).
K. Mino sebelum kawin dengan Ny.
Rodina sudah ada musholla tapi berbentuk “Jangkruk”.
Pada suatu hari ada tamu dari besuki
datang / suwan pada K. Hasan ( genggong) dan K. Hasan berkata pada tamu itu “
Cong enggok endik anak Bungsoh neng Kalekajer nyamanah mino, cokop sowan
karuah beih ben lah “ (nak, aku punya anak bungsu di kalikajar namanya mino, kamu
cukup suwan ke dia aja). Lalu K. Mino datang pada K. Hasan
dan menceritakan dirinya bahwa yang pernah sowan ke K. Hasan ( Guru K. Mino )
bahwa dirinya di perintahkan suwan pada K. Mino. Tanpa berkata apapun K. Mino
menanyakan hajatnya tamu tadi dan disertahi keminyan.
Ke esokan harinya K. Mino suwan kepada K.
Hasan bahwa kemaren pernah kedatangan tamu dan tidak tahu apa yang harus di
beriakan pada tamu itu, lantas K. Hasan berkata “ Cokop kalaben Bismillah “ (cukup dengan
bismillah).
Setelah itu tamu semakin banyak
berdatangan, pas pada waktu itu K. Mino bersama santrinya membuat bata untuk
membangun masjid, K. Mino memberikan
tahu cara membuat bata pada santrinya termasuk santrinya ( Bapak Rauya
Kalikajar ), lalu membangun pondok, anehnya pada waktu pembangunan
pondok tersebut santri pada waktu itu cuman santri musholla belum ada yang
mondok, K. Mino sudah membangun terlebih dahulu.
Pernah K. Mino berkata pada santrinya
diwaktu hampir nikah “ Cong chek minta soki ben cong, mintalah slamet cokop,
buktenah engkok, “ oreng slamet reah sokilah. “ ben mun lakoh kotuh pajujur cej
carpakan ben jek dengkien”. (nak, jangan minta kaya tapi mintalah selamat, itu sudah cukup.
Orang selamat itu sudah kaya. kalau bekerja harus jujur dan jangan dengkian
)
Silsilah saudara K. Mino
dari keturunan K. Arfina dan Nyai Arfina
Laki-laki 3 anak dan perempuan 4 anak
1.
Zainal 1. Buk Wat
2.
Rukya 2. Buk Dul
3.
Mino 3. Buk. Umar
4. Buk Jatim
Kekaramatan
Pada waktu pernikahan KH. Nuruddin
dengan Nyai Salama kira-kira pukul satu malam semua tamu dan keddung pada
pulang semua, terkecuali Habib Ali dari Besuki yang masih ada diluar, pada
waktu itu juga K. Mino kedatangan tamu,
setelah tamu itu pulang K. Mino keluar dari dalemnya dan berkata pada habib Ali yang lagi duduk di luar “
ada tamu tadi Bib” Habib Ali agak terkejut “ Ah.. tidak ada Kiai”. Ada Bib, Nabi Hidir “ agak
tercengang Habib mengatakan “ Ya…Allah saya kok dak melihat kiai?” Namun
ada orang yang mengucapkan salam tadi kiai !!
tapi, setelah saya menoleh tidak ada orang sama sekali”.
Pada waktu K. Mino membangun Pondok
Putri, K. Mino meletakkan “ Pancung” di sungai di letakkan disebelah Utara dan
berkata pada pekerja supaya tidak ada orang yang mencabutnya, setelah musim
hujan sugai semakin keselatan yang teryata sebelah selatannya ada gampin yang
cukup tinggi.
K. Mino pernah berkata pada Habib
Ali dari Besuki “ Kauleh Bib tareddep 5 menit pon cokop bib” (saya bib tertidur 5 menit saja sudah cukup bib) Pada
waktu Habib Ali ingin menirukan K. Mino dalam tidak tidur malam.
K. Mino pernah mengairi sawah yang
ada di Randumerak dengan air sungai yang begitu santer
(deras) yang di hadang dengan memakai jerami
dan dibelokkan pada sawah, anehnya air sungai yang begitu santer
(deras) tidak dapat menembus jerami
tersebut bahkan air melamban waktu air mendekati jerami,
pada waktu itu banyak yang menyaksikan namun K. Mino tidak ingin menampakkan keistimiwaanya. pada waktu itu mendadak K. Mino
menyuruh sebagian dari para pekerja supaya mengejeknya. Dan yang bocor oleh K. Mino di tambal
dengan tanah, akhirnya air sungai tersebut meluap
pada daratan tinggi hingga mengalir ke sawah K mino.
( 1 )
Dari
Non Kholil ( Genggong ) menceritakan bahwa;
Ada seseorang di desa Jabung wetan ingin mengadakan “ Lodrok “ dalam sebuah pernikahan,
sebagai tokoh masyarakat K. Mino melarangnya untuk mengadakan lodrok tersebut, setelah selang beberapa hari orang itu
memaksa mengadakannya pas waktu membuat terop dan pentas, K. Mino mendatangi rumah orang tadi tanpa
berbicara apapun K. Mino langsung mencabut kayu “jeren “ dan di kibaskan pada
terop dan pentasnya, berketepatan pada waktu itu kapal
yang dinaiki lakon lodrok dari madura tenggelam dan akhirnya lodrok gagal
dipentaskan.
Dan
di ceritakan dari Abdul Wafa Pegalangan
Suatu ketika di desa Kalikajar ada
orang yang terbawa banjir, kemudian masyarakat mengadu pada K. Mino tentang
kejadian tersebut, lalu K. Mino memanggil H. Hasan ( Putranya ) untuk
mengeluarkan mobilnya untuk pergi ke jembatan
Randumerak. Lalu K mino menghampiri jembatan itu
dan mengikatnya dengan surban dengan seketika saluran air sungai utara jambatan
asat (surut) dan sungai sebelah selatan tidak mengalir
namun masih ada air yang dari selatan jembatan mengalir sedikit lalu K. Mino
menusukkan lidi pada surbannya yang di ikatkan di jembatan tadi sehingga air
tidak mengalir, dan akhirnya anak yang hilang terhanyut air tadi di temukan.
______________________________________________________________________________---------
Di ceritakan
dari H. Ariman
Melihat ada seorang pekerja, namanya
bapak Sudarmi Kalikajar sebelah utara Pondok, yang di pekerjakan menanam jagung
di sumberan, pada musim buah jagung itu ada yang mencurinya, lau kejadian itu
dilaporkan pada K. Mino dan K. Mino berkata “Tikkel pon jik ; tulat,
“kakruah jik ampasah mon patenah belih ka orengah dibik “
( 1 )
Pekerjaan
K. Asfina
Pekerjaan K. Asfina ialah membuat batu bata
Proses
kelahiran K. Mino
Suatu ketika K. Asfina
pergi kepengajian ada seorang kiai yang menceritakan proses kelahiran imam
Syafi’I yang mana isi cerita itu bapak imam Syafi’I mentirakatkan dan
mendo’akan anaknya yang bernama imam Syafi’I yang masih ada di kandungan, dan
K. Asfina mendengarkan dengan sungguh-sugguh ( konsentrasi ) setelah pulang
dari pengajian dan menceritakan tentang isi pengajian ( ceramah ) kepada Ny.
Asfina dan K. Asfina berkata; “Dik guleh deteng pangajien, ano can kiai dik,
mon terro endieh anak sholeh tarakat aki ben tueh aki ka pangiran” dettih
kauleh sareng empian mulai lambe’ sala kebei anak, tak tarakat aki ben ta’ ben tueh aki ka pagiran sapen malem saben siang.(dik, saya datang
dari pengajian, kata kiai, kalau ingin punya anak sholeh harus ditirakati, minta
pertolongan Allah jadi kita dari
dulu salah dalam membuat anak, tidak ditirakati siang malam) Lalu
Nyi Asfina berkata ; “ Tore kang kauleh mangken andek, tore tarakat aki ben
tue aki ka pangiran ma’le endik anak se sholeh. (ayo kang, saya sekarang mau. Ayo kita tirakati, minta pertolongan
Allah agar memiliki anak yang sholeh)
Mulai malam itu juga Nyai Asfina
pergi kebelakang rumahnya mengambuil sapu lidi, oleh Nyai Asfina sapu lidi itu disucikan
dan dilepas ikatannya lalu diletakkan di tempat
sholat, dan di setiap malamnya K. Asfina dan Nyai Asfina wiridan (berdo’a), K. Asfina di depan dan Nyai Asfina
di belakang ber wiridan (berdo’a)
menggunakan lidi-lidi itu secara bergantian dari
K. Asfina lidi-lidi itu
diberikan pada Nyai Asfina dan Nyai Asfina mengikuti wiridan yang di baca K.
Asfina. Setelah lidi-lidi tersebut habis di
depan K. Asfina lalu oleh Nyai Asfina di kembalikan lagi
kedepan K. Asfina begitu seterusnya sampai subuh untuk mendo’akan kandungannya. Tentang wiridan yamg
dibaca adalah Istighfar dan Sholawat lalu
berdo’a semuga mempunyai anak yang sholeh, sejak
saat itulah mereka istiqomah wiridan ( di malam hari) dan pada
siang harinya K. Asfina dan Nyai Asfina berpuasa sampai menjelang kelahiran
kandungan nyai Asfina dan lahirlah K. Mino (KH.
Moch. Hasyim / Mino ).
Diriwayatkan oleh Abdul Wafa, Pegalangan
Pesan
terahir K. Mino
Suatu ketika menjelang wafat K. Mino yang sedang berbaring di tempat tidur, lalu Nyai
Maryam berkata ; “ dek remma jih empian pon palemanah? de’ remmah anak-anak en?” (gimana jih (haji) sampean
sudah mau pulang? Bagaimana dengan anak-anaknya?) lalu K. Mino
menjawab, “ Dinah engko’ endik anak lakek e dinnak (K.
Jalal) (tidak
apa-apa, saya punya anak laki-laki disini !! (K. Jalal)) e berek engkok endik anak lakek kiah (K.
Fauzi) (dibarat,
(desa sumberan)
saya juga punya anak laki-laki !! (K.
Fauzi)),
K. Mino berkata lagi “ ye mon santreh, mon
endik kapentingan; ye ngajih neng kobornah engko” , surat yasin sareng tahlil, ye etue akinah bik engkok “. (dan santri, kalau punya kepentingan, ya ngaji di pesareanku, surat yasin dan tahlil, ya
akan aku do’akan !!)
Ke
istimiwaan K. Mino ( Di riwayatkan dari Abdul Wafa Pegalangan)
Suatu hari ada orang suwan pada K.
Mino dan tamu tersebut berkata “ Yuon do’a barokah kiaeh, kauleh ngaleah
somur se bedeh neng gunung” (mintado’a barokah yai!! Saya mau manggali sumur di daerah
gunung) lalu K.
Mino menjawab. “ enggi-enggi jik “(iya-iya jik (mas/pak)). Seketika itu oleh K. Mino
di do’akan dan memberikan keminyan pada tamu tersebut, lalu
berpesan ; “ dek kik jik rik berik minyan nikah pa enlaen, totopen dewun,
terus dikah jik mon ngaliah somur, ngalak dawun sepaleng becca “ (nanti.. pada waktu pagi-pagi, (setelah subuh) keminyannya di lain-lain kan (dibagi) lalu tutup dengan
daun dan kalau kamu mau menggali sumur cari daun yang paling basah) ketika pada waktu pagi orang tersebut
menentukan dawun yang paling basah dan langsung di gali teryata sumbernya
sangat besar sekali.
( 2 )
Kepribadian K. Mino pada sesama manusia dan binatang
Suatu
ketika K. Mino bersama putranya (K. Jalal)
mengendarahi mobil, di tengah perjalanan ada anak kecil yang berada di pinggir jalan lalu K.
Mino berkata pada putranya ,” Jih on
lawon ! bedeh nak kanak kenik, amiteh
(di suruh amit )takok tepat nak kanak yatim. (jih, (K. Jalal)
pelan-pelan!! Ada
anak kecil. Permisi’in !! (disuruh
permisi) takut anak itu, anak yatim)
Di riwatkan dari Abdul Wafa Pegalangan
Suatu ketika K. Mino ingin bepergian
ke jawa tengah dengan mengendarai mobil, pada
waktu itu kaca mobil terbuka, sampai di jabung;
motor yang di kendarai oleh K. Mino ber selepan dengan mobil truk, K. Mino
mengalah dan meminggirkan mobilnya. Ketika mobil di pinggirkan ada ranting
pohon yang tergerpas oleh mobilnya K. mino teryata ada semut mirah di ranting
tersebut dan jatuh di bajunya K. Mino. ketika pertengahan jalan (Surabaya ) K. Mino
menjumpai semut merah tersebut dan bilang pada sopernya untuk mengembalikan
semut yang jatuh di bajunya, dan berkata pada sopernya “ anoh jik kaleng
riah takok lakek ekaposang sebinik, mon binik takok ekaposang selakek” (jik, semut ini kalau laki-laki
dicari istrinya, kalau perempuan dicari suamiya).
Di rawayatkan oleh Bapak Sibawih Sumberan
Ketika
K. Mino sudah berkeluarga dengan Nyai Maryam. K. Mino masih mengabdi pada sang
Guru (K. Syamsuddin) setiap satu minggu sekali K. Mino bersama Nyai Maryam ke
Genggong, K. Mino menyapu di halaman dan Nyai Maryam menyapu di ruang dalam.
Pada suatu hari ibu nyai Syamsuddin berkata pada K. Mino
“Cong mino be’en pagik abisanan Kholel yeh ! (mino kamu kapan-kapan besanan kholil ya!!) K. Mino
menjawab ” enggi nyih, manabi ekendein “ (iya
nyai, kalau dia mau (non kholil) ) padahal pada waktu itu non Kholil
masih belum punya anak dan juga K. Mino, tapi ahirnya dawuh Nyai Syamsuddin
jadi kenyataan, putra K. Mino K. Jalal atau KH. Hasan Abdul Jalal kawin dengan
putri non Kholil namanya Babun atau Nyai Hindun.
Di riwayatkan dari Non Kholil Pegalangan
( 1 )
Di riwayatkan dari Bapak
Maridin Plampang
Suatu ketika Bapak Maridin (alumni
nurul qadim) disuruh memijat K. Mino, dan beliua pernah bersabda : “ Santreh
tekaah penter ketapah selamari tapeh korang bektenah
dek Guruh nikah sobong barokanah”. (santri walaupun pintar, kitabnya se al-mari tapi kurang bakti
pada guru maka tidak ada barokahnya)
K.
Mino berkeluarga dengan Nyai Rodina sang martua tidak ada kecocokan atas
kedatangan K. Mino di karenakan sering wiridan dan tidak bekerja. Lalu sang martua berkata: “ Kakan
tasbih sieh jeh lakoh jek”.(makan
tu tasbih!! gak kerja!!!) Setelah
kejadian dengan martuanya K. Mino bertani dengan bersungguh-sungguh (Bertani
Jagung) dan menjualnya ke penduduk. Pernah ada
suatu kejadian yang menimpa K. Mino di waktu pulang menjual Jagung dari Pandian
(nama desa) K. Mino
hayut terbawa banjir beserta jagung yang di bawanya.
Sekilas tirakat K. Mino di ujung
sungai jurusan sungai timur
KE
ISTIMIWAAN
Pada waktu Maridin dan
teman-temannya yang masih duduk di kelas VI MI Nurul Hasan, (sekarang MI Nurul Qadim) oleh K. Mino di suruh piket
(ronda) dihalaman dalem. Semua yang diperintahkan oleh K. Mino
masih siswa kelas VI. Lalu K. Mino berkata : “ Mon bedeh oreng maso’ah
jek beki jek yeh” (kalau
ada orang mau masuk, jangan diperbolehkan) Semua santri menjawab
“ Enggi “ (iya)
Kemudian K. Mino berkata lagi “ empiyan terro katemuah ben nabi Hidir
cong?” (kalian ingin
ketemu nabi hidir?) Kemudian sebagin santri menjawab “ Enggi “
Kuat ben cong” (kuat
kalian?) Kata K .Mino “ Insya Allah kuat (santri menjawab).
kira-kira pada pukul 03:00 malam ada orang gila yang sudah biasa lewat
dijalanan memeksa masuk kedalem K. Mino, lalu
sebagin santri yang berjaga melarangnya dan Menyeretnya untuk tidak masuk
kedalem, Orang gila tadi tetap memaksa untuk
masuk tetapi oleh satri diseret lagi keluar, di rasa sudah aman oleh santri,
tiba-tiba orang gila tersebut masuk ke dalem K. Mino tanpa diketahui lewat
mana, semua santri pada keheranan dan pada kebingungan mereka saling berkata “bagaimana ini nanti dimarahi oleh K. Mino”, Keadaan
di dalem tidak ada tanda –tanda yang menghawatirkan pada Kiai, semua santri
pada bingung. Tapi akhirnya K. Mino keluar
dari dalemnya sambil tersenyum, semula santri menyangka bahwa mereka akan dimarahi, dengan di barengi senyuman kehawatiran
santri mereda dan K. Mino berkata :” Tak salaman cong “(tidak salaman nak?) semua santri kebingungan dan saling bertanya
pada temannya, bagaiman mungkin salaman dengan orang gila yang diseret-seret
keluar supaya tidak masuk ke dalem. para santri
menjawab “ Bunten Kiai “(tidak
kiai) K. Mino
berkata lagi : “ ka’ruh Nabi Hidir cong “(tadi itu nabi hidir nak !) Mendengar hal itu semua santri saling pandang
satu sama lainya dan kaget atas perkataan K. Mino
bahwa orang gila yang di seret itu adalah Nabi
Hidir.
Pada masa perpolitikan,
saat itu dirasa tidak aman bagi tokoh-tokoh masyarakat,
karena banyak isu yang beredar kalau para tokoh-tokoh masyarakat akan di teror.
dengan keadaan sperti itu akhirnya K.Mino suatu ketika
berkata pada para santri “Mon bede tamoi kabele kaule meos “(kalau ada tamu, bilang saya lagi
eluar) santri pada waktu itu mengerti tentang dawu dan perintah
gurunya , pada waktu itu juga kebanyakan santri yang di suruh piket membawa
alat tajam ketika jam 12 malam semua
santri tetap tidak tidur , lalu dari luar halaman dalem sebagian santri melihat
seseorang yang agak besar dan berpakaian
sakeraan dan berkata” Assalamualaikum” mendengar ucapan salam dari orang tadi para
santri ada yang lari dan ada yang menetap lalu orang itu berkata lagi “Bede
kiaeh!!? “(ada kiai!!?)
dengan nada sambil menggretak. santri menjawab “Sobung!! Mios” (tidak ada, keluar) Mon bede je’kabele tadek’’(kalau ada jangan dibilang tidak
ada!!!) orang itu
menggretak lagi .Tanpa meneruskan pembicaraan orang tersebut langsug masuk
kedalem K.Mino ,santri yang tidak bisa menghalang hawatir atas keadan gurunya .
santri yang ingin tahu (penasaran) masih berjaga-jaga sampai waktu subuh, menunggu
keluarnya orang tersebut. Ketika waktu subuh, yang nampak keluar hanya K.Mino bliau langsung naik ke masjid sedangkan orang tadi
tidak keluar-keluar sampai K.Mino selesai sholat sedangkan santri masih
menunggu sampai terbitnya matahari namun orang itu tidak keluar juga.
( 2 )
Suatu
ketika pernah seorang santri (Maridin) yang di perintahkan untuk mengobati orang
gila yang ada di desa Alastengah, tanpa berpikir panjang santri itu mengatakan
iya dan menanyakan cara untuk mengobatinya. lalu K.Mino berkata “Ye bismilla
jia la “(ya… bismillah
itu dah !!) dan akhirnya orang gila tersebut sembuh dan langsung
di mondokkan di pondok pesantren Nurul Qadim .
Dari
Bapak Sibawih ( Kata –kata mutiara ) dari K. Mino
“ Pamapan nguker eatas langgik
tape tak manpaat, tak gunah jek cong “(sebagus apapun mengukir di atas langit tapi tidak bermanfaat, maka
tidak ada gunanya)
Maksudnya
; Kepandain yang tidak dilandasi kemanfaatan maka kepandaian tersebut tidak ada
gunanya.
“ sengak cong mole kamasyarakat
mon tak salamet agentengan gidhteng kare lentenah “
Maksudnya
; Kalau tidak selamat pulang kemasyarakat akan sangat sengsara sekali
Pesan –pesan ini biasanya di ucapkan
seusai sholat oleh K. Mino
Di ceritakan dari H. Ariman
Melihat ada seorang pekerja, namanya
bapak Sudarmi Kalikajar sebelah utara Pondok, yang di pekerjakan menanam jagung
di sumberan, pada musim buah jagung itu ada yang mencurinya, lau kejadian itu
dilaporkan pada K. Mino dan K. Mino berkata “Tikkel pon jik ; tulat,
“kakruah jik ampasah mon patenah belih ka orengah dibik “ (biarkan dah nak,
bagus, yang diambil itu ampasnya kalau sari patinya tetap kembali pada yang
punya)
Dari H.
Muhammad ( Kades Candi ) terima langsung dari K. Mino
- Akhlaq dalm Ibadah
K.
Mino dalm masalah Ibadah sangat memperhatikan betul-betul waktu Sholat. Hal itu
menurul K. Mino adalah Akhlaq kepada Allah Swt, sebelum dikumandangkan seruan
adzan K. Mino sudah ada di masjid untuk menunggu sholat, hal ini dikarnakan K.
Mino ingat pada sang Guru K. Moh. Hasan genggong. Dan K. Mino pernah
menghatamkan Al-Qur’an 3x setiap malamnya, dan perbuatan itu tidak diketahui
oleh istrinya ( Nyai Maryam). Dalam bulan Romadan K. Mino melakukan sholat
Taraweh 250 Roka’at.
- Akhlaq kepada sesama manusia
Akhlaq
K. Mino kapada sesama manusia di pukul rata terlebih kepada sang Guru, waktu K.
Mino ada Pondok tidak pernah menolak perintah sang Guru walaupun tidak tahu K.
Mino tetap melaksanakan perintahnya , pernah K. Mino di perintah membuat tabing
namun oleh K. Mino menyuruh orang lain untuk membuatnya dengan ongkos uangnya
sendiri.
Kepada
para Habaib K. Mino sangat menghormatinya bahkan K. Mino berkata “ Para habaib pekal lopot derih seksa’an apoi nerakah “
(para habaib akan bebas dari siksa api naraka)
Pernah
suatu hari menerima Undangan, sebelum para tamu undangan
lain dating, K. Mino sudah datang terlebih
dahulu. Dawuh K. Mino, “ Mon e onjeng oreng
jhe’ sampek edentek, no’ adente’ah, tak sae mon edentek “ (kalau di undang
orang lain jangan sampai di tunggu, lebih baik menunggu)
Salam ...
ReplyDeleteMhn diperjelas tentang penulisan tempat dlm kalimat :
"Cerita dari poteran
Tiga saudara 1. B. Randeh 2. B. Sinar Bulan 3. B. Sa’din
Dari poteran mau berlayar menuju ke Grinteng (Andun). Ditengah laut Nasib tak baik, perahunya tenggelam lalu ditolong oleh ikan mundung.
Yg sy tahu, Andun adalah sebuah kampung yang ada di Desa Poteran.
Mhn diperjelas
Pengirim : Madry SA Rahman
Dsn Andun Ds poteran,Talango-Sumenep
Nama Saya : Madri Esa Rahman
ReplyDeleteAlamat : Dsn Andun Ds poteran,Talango-Sumenep
No. HP : 081913666363
Pin BB : 2a73ae55
Tentang sejarah Khadlaratus Syekh KH. Mino sebagaimana yg ditulis dlm blog ini, sy merasa trpanggil untuk meneliti secara detail silsilah beliau yg konon memiliki silsilah nasab dengan warga Andun Ds Poteran yakni daerah tempat tinggal kami.
Karena itu, kami membentuk "Team Pencari Data" Silsilah Beliau di Daerah kami.
Mhn bantuan informasinya lebh lengkap lagi.
wassalam ...
kisah NYATA berbagi info...
ReplyDeletesaya belum lama ini
bulan juni 2016
tepat di hari jumat (10-6-2016) sampai hari minggu (12-6-2016)
KU DI TIPU
rumah juru kunci (PALSU)
a/n:Ading 36thn (PENIPU)
hp.081223871269
ciri-ciri: orang kurus,kulit kuning sawo,tinggi 160+
(PRAKTEK DGN BONEKA JENGLOT PALSU)
melakukan pesugihan dana Goib
di desa pagundan
kampung dusun kliwon
kuningan (jawa)
tempat tinggal istri ke 1(TUA)
(anak 2 cowo)
juru kunci (PALSU)
a/n:Ading 36thn (PENIPU)
mempunyai 3 istri
selama menipu sebagai juru kunci PALSU 8 thn...
tempat makam keramat&sumur keramat
desa pagundan (TIPUAN/PENIPU)
kampung dusun kliwon (KUNINGAN)
aku hari jumat (10-6-2016) sampai hari minggu (12-6-2016) melakukan ritual selama 3x..(Ritual)...
sampai aku merogoh kocek ku sebesar 35jt lebih...
membeli CERUTU JANGKRIK (komplit)
35pcs x 600rb = 21 jt
mebeli sesaji (komplit):
nasi tumpeng
buah,menyan,kembang dll
sebesar 14jt lebih...
juru kunci (MENIPU KU)
a/n:Ading 36thn (PENIPU)
hp.081223871269
alamat Rumah tinggal >>>>
istri (MUDA) ke 2 anak 4 (3 cewek 1 laki)
Desa sidarja
kampung cisalak
blok pahing
kecamatan ciawi gebang
kabupaten kuningan (jawa)
Rumah a/n:Ading 36thn (PENIPU)
yg mengaku juru kunci..
di belakang sekolah SD negri
turun lapangan bola
sidaraja kuningan
ku mengadakan Ritual dana goib
hari jumat (10-6-2016) sampai hari minggu (12-6-2016)
di makam keramat & sumur keramat
di desa pagundan
kampung dusun kliwon (KUNINGAN)
selama 3x...(3 hari komplit sesajen)
tepat ritual yg ke 3 hari minggu,
juru kunci PALSU
a/n: Ading 36thn (PENIPU)
hp.081223871269
berkata di makam keramat,mengatakan uang dana goib,akan di antar langsung oleh arwah makam keramat
desa pagundan
kampung dusun kliwon (kuningan)
tepat jam 1 malam di Rumah aku
tggu di jembatan ke5 dekat Rumah ku
setelah melakukan ritual yg ke3x..
(komplit sesajen dari ke 1x-3x)
ku lansung bergegas pulang ke Rumah
dan ku sampai di jembatan yg ke5
hari minggu pkl 11 malam...
ku tunggu,sambil baca mantra panggil arwah makam keramat
ku baca mantra sampai pkl 3 subuh (minggu 12-6-2016)
arwah makam keramat tak kunjung hadir/datang...
juru kunci PALSU
a/n:Ading 36 thn (PENIPU)
hp.081223871269
ku tlp&sms juru kunci palsu itu
tidak di angkat&tidak membalas sms ku sama sekali (ku di tipu)..
hati-hati saudara ku
jangan mudah percaya,apa lagi baru kenal&mengaku juru kunci,paranormal,dukun dsb
(modus penipuan)
www.ading36thn_penipuan.com
sekian dan terima kasih
alamat rumah yg di tinggal&di tempati >>>>
juru kunci (PALSU)
a/n: Ading 36 thn (PENIPU)
hp.081223871269
(PRAKTEK DGN BONEKA JENGLOT PALSU)
istri (MUDA) ke 2 mempuyai
anak 4 (cewe 3 cowo 1)
desa sidarja
kampung cisalak
desa pahing
kecamatan ciawi gebang
kabupaten kuningan (jawa)
di belakang SD NEGRI
SiDARAJA KUNINGAN
Ki Jenggot Naga Spesialis Dukun Santet, Teluh, Pesugihan Kekayaan, Transfer Janin, & Mandul.
ReplyDeleteAmpuh & Terbukti Mematikan…!!!
Anda Di Sakiti Orang…???
Menyingkirkan Lawan Politik…???
Ingin Memiliki keturunan…???
Masalah Karier…???
Masalah Wanita…???
Masalah Pria…???
Masalah Janin…???
Kesabaran Ada Batasnya…!!!
Saatnya Dendam Untuk Dituntaskan…!!!
Gunakan Jasa Ki Jenggot Naga, Semuanya Akan Beres…!!!
Aki Memberikan Garansi Dijamin 100% Berhasil .. !!!
Melayani Jarak Jauh.., Silahkan Konsultasikan Permasalahan Anda Sekarang Juga..!!
Khusus Konsultasi Hub : 0853 9974 2324
Khusus Bagi Yang Serius, Tidak Main-Main Dan Mempunyai Kemampuan Pendanaan…!!!
Mahar Bayar Dimuka Untuk Membeli Perlengkapan Ritual & Sesajen.
Santet Ki Jenggot Naga Tak Terdeteksi Oleh Siapapun Baik Paranormal Ataupun Ulama Besar Sekalipun.
Klik : www.rajadukunsakti.blogspot.com