Monday 11 February 2013

SEJARAH SINGKAT KH. HASYIM / K. MINO PENDIRI PONDOK PESANTREN NURUL QADIM


Dari Bapak Qomaruddin Sokaan


Di daerah Jabung wetan  K. Asfina dan Nyai Asfina mempunyai 8 putra putri
Lelaki 2 perumpuan 6 diantaranya :
  1. K. Mino                       Kalikajar
  2. K. Zainal Arifin           Sumberan
  3. Nyai Dul                      Jabung Wetan
  4. Nyai Umar                  Jabung Wetan
  5. Nyai Misdan               Jabung Wetan
  6. Nyai Buwat                 Kalikajar
  7. Nyai Saduya              Jabung Wetan
  8. Nyai Enggi                 Jabung Wetan

K. Mino anak yang paling terakhir
K. Mino kawin  dengan Nyai Maryam ( Nyai Rodina ) yang mempunyai putra : 2
  1. Guuluh ( Gamar )
  2. Beetoh ( Jasuli )
Hal ini sebelum menunaikan Ibadah Hajji, tapi setelah Hajji K. Mino mempunyai Putra 2 lagi :
  1. Nyai Salama
  2. KH. Hasan Abd. Jalal


Dari KH. Halima Tunjungan


Waktu kecil K. Mino pernah mondok di genggong pajarakan di dalem K. Syamsuddin dan pernah Ngaji pada K. Halima ( Tunjuangan ) dan waktu ngaji K.Mino menurut K. Halima kurang begitu pintar , kalau menulis di pisah-pisah seperti menulis jalan   ج ل ن tak lama kemudian berhenti mondok lalu kawin dengan Nyai Rantina Jabung Wetan , tak lama kemudian berpisah dengan Istrinya di sebabkan tidak ada kecocokan kemudian K. Mino kembali lagi ke Pondok kira-kira 3 tahun dan menjadi Haddam K. Syamsuddin, jika K. Syamsuddin membaca Al- Qur’an dan Kitab Maka K. Mino mendengarkan, setelah itu berhenti mondok.

Menurut KH. Halima “ K. Mino bisah dedtih bellinah pangiran karna olle sebeb oreng towah ben barokanah guruh”.(K. Mino bisa jadi waliyullah karena mendapatkan barokahnya orang tua dan guru).

Waktu ada di pondok K. Mino pernah suatu hari ada kucing yang jatuh kesumur lalu oleh K. Mino di ambil dan dibawa keatas.

Dari KH. Nuruddin Musyiri Kalikajar


Kelahiran K. Mino pada tahun 1902
Umur K. Mino 85 Tahun

Hajji pada tahun 1970 M.

Mendirikan Musholla pertama pada tahun 1945 M
( 1 )
Kedatangan K. Mino ke PP.Zainul Hasan Genggong kira- kira pada tahun 1930/1931 M. K. Mino menjadi khaddam KH. Syamsuddin ( luwai ) KH. Moh. Hasan . pekerjaan beliau sehari-sehari membuat tabing (Widek/gedek), dan memberi makan kuda, mengairi sawah, serta mencari ikan.

PEKERJAAN K. MINO.
Pertama K. Mino datang ke Genggong langsung suwan ke KH. Syamsuddin, di saat itu ada orang yang membuat tabing, lalu Kiyai bertanya kepada mino, apakah kamu bisa membuat tabing ? dan mino menjawab ; bisa dan hasilnya memuaskan dan itulah awal mulanya k. mino menjadi haddam K. syamsuddin. Ketika K. mino menjadi haddam, pekerjaan sehari-seharinya mencari rumput, untuk memberi makan kuda milik K. Symsuddin hasil pemberian dari saudara bisan K. syamsuddin, P. Joyo dari Pegalangan Kidul, dan pekerjaan k.mino ketiga selalu mengairi sawah milik K. Syamsuddin yang terletak di barat PP. Genggong. Kegiatan yang berupa ibadah / mencari ilmu ialah mengaji Al kitab dan sullam safinah, langsung kepada K. Syamsuddin setelah solat Dhuhur. Setelah ngaji mino langsung mencari ikan disungai mulai dari genggong sampai pajarakan tanpa sepengetahuan gurunya. Dan hasil tangkapan nya sangat banyak dan semuanya di berikan kepada gurunya.
Yang kedua ibadah k. mino mulai solat maghrib sampai jam 10 beriktikaf di masjid setelah baru turun dari masjid dan tidur di tempat yang selalu di lewati oleh kiai. Dan melakukan solat tahjjud ketika jam dua dan subuhnya dibangunkan oleh kiai untuk mengumandangkan adzan. Konon kiai mino tukang adzan solat subuh. Dan kiai hosnan tukang adzan solat maghrib, begitulah aktifitas sehari-hari di pondok pesantren genggong selama kurang lebih 3 tahun. ( diceritakan oleh Bisan K. Mino Non Kholil yang diterima langsung dari K. mino ).

Dan setiap aktifitasnya K. mino tidak pernah dikasih makan kalau tidak berjumpa dengan ibu nyai, kalau berjumpa dengan ibu nyai, K. mino di beri makan,  konon ketika makan sampai tiga suapan, K. mino di gertak oleh K. syamsuddin dan kiai berkata “kamu jangan banyak makan karena saya tidak punya beras” akhirnya K. mino tidak menghabiskan makanannya, begitulah setiap harinya. Sedangkan tujuan K syamsuddin melarang k. mino makan banyak bukan karena tidak punya beras tetapi untuk melatih haddam tercintanya ridho dan tujuan tersebut tidak diketahui oleh K.mino karena setiap kali makan, K. mino selalu di tegur oleh gurunya, maka K. mino mengambil keputusan tidak akan memberi makan kuda dan mengerjakan sesuatu apapun kalau ada ibu nyai karena khawatir dikasih makan.

Kejadian- kejadian aneh di Pondok

Pernah suatu hari k. mino di suruh mengairi sawah oleh K. syamsuddin, sesampainya di sawah oleh kiai mino langsung mengairi sawahnya kemudian di tinggal karena waktu itu airnya bagian sawahnya k. syamsuddin.  Beberapa  jam kemudian k. mino kembali ke sawah untuk melihat sawah yang di airi, apakah sudah penuh apakah belum dan setibanya di sawah k. mino terkejut melihat sawahnya tidak ada airnya sama sekali. Akhirnya k. mino pergi ke hulu untuk menutup saluran air ( sangatan ). Setelah sampai kehulu terkejut karena melihat saluran air yang kesawahnya k.mino tertutup batang pohon pisang ( katebong ) dan di atasnnya tertancap sebilah pedang dan k. mino tahu bahwa pedang tersebut
(2)
milik seorang bajingan yang sawahnya bersampingan dengan sawahnya k. samsuddin dan airnya di arahkan ke sawah bajingan tersebut. Akhirnya k.mino pulang dan melaporkan kejadian tersebut kepada guru dan guru berkata kenapa kau tidak cabut saja pedang tersebut dan kau buka saluran airnya dan k. mino menjawab, “saya takut’ dan sang guru berkata lagi, “kamu takut? kamu laki-laki atau perempuan.k. mino diam tidak menjawab lalu sang guru berkata, “mari kita ke sawah bersama-sama”. Sesampainya di sawah k.mino disuruh mencabut pedang tersebut lalu membuka saluran air dan menutup saluran air ke arah sang bajingan setelah itu k.mino melihat sang bajingan dari kejauhan,mengetahui kejadian tersebut, k. syamsuddin berkata k.mino tolong kamu jangan disini dan saya mau sembunyi.  k. mino hanya menuruti perintah sang guru namun dalam berkata ‘” engko’ esorro a jegeh, kiai ngetek, reken engko’ soro pate’en, nyamanah dibi’, (Saya disuruh jaga, kiai sembunyi, emangnya saya disuruh dibunuh, seenaknya sendiri). Akhirnya sang bajingan semakin dekat dan ketika hampir dekat ke k, mino , k. syamsuddin berdehem. Mendengar dehemen k.syamsuddin sang bajingan jatuh terjungkir ke sawah. Dan mengira itu deheman k, mino. Jadi setiap kali sang bajingan bertemu atau berpapasan dengan k. mino selalu menjauh karena takut ke k.mino. mengingat kejadian tersebut, bermula dari itulah k. mino menjadi seorang pemberani.l       
     
______________________________________________________________________________
(1)
KE KAROMAHAN
 
  1. Semasa di Pondok K Mino biasa  disuruh oleh para santri untuk mengambil bara api guna menyalakan rokok ,jadi jika ada santri yang mau merokok dia pasti menyuruh K Mino untuk mengambil bara api.Dan disuatu saat api itu diambil oleh K Mino menggunakan tangannya ,melihat kejadian itu para santri terheran-heran sejak itulah K Mino tidak pernah lagi disuruh  mengambil bara api.

  1. Suatu hari K Mino pergi kesawah, sesampainya di sawah K Mino terkejut karena melihat sawahnya kering, akhirnya K Mino pergi  kehulu untuk membuka saluran air(dam),ternyata saluran air tersebut tertutup rapat dan mungkin tidak satu orangpun yang sanggup membuka tanpa menggunakan alat, namun anehnya mor/sekorop itu hanya diputar dengan tangannya.

  1. Disuatu hari K.Mino mendengar berita bahwasanya cincin Ibu nyai jatuh kedalam WC. Maka tanpa disuruh K. Mino langsung masuk kedalam WC guna mengambil cincin tersebut.
Konon pengambilan cincin tersebut dilakukan K. Mino bersama K. Hosnan namun gagang cincinnya diraih oleh K. Mino dan batu hiasnya diraih oleh K. Hosnan.

( Mengenai cincin yang jatuh ke dalam Wc masih terjadi perbedaan ada yang mengatakan cincin tersebut milik Nyai Samsuddin namun berita yang  mashur cincin itu milik Nyai Hasan istri dari K. Moh. Hasan).

KISAH LUCU K MINO DI PONDOK (Canda Tawa)

           
            Suatu hari K Mino sedang membuat sapu lidi tiba-tiba K Hosnan datang dari pasar, kemudian muncullah keinginan K Mino untuk menggojlok K Hosnan. K Mino berkata:”Hai Madrai’ (Nama asli K Hosnan) kamu dipanggil ibu nyai katanya ikannya disuruh cepat dimasak.” Mendengar hal itu K Hosnan terburu-buru untuk mencuci dan memasak ikan , ketika ikan sudah masak K Hosnan lngsung mengantarkan ke ibu nyai. Kemudian Ibunyai berkata : “Oh..kamu sudah datang ?lo..ikannya sudah masak ? kok cepat. Mendengar hal itu K. Hosnan menyadari bahwa dirinya sudah dipermainkan oleh K. Mino.
            Setelah beberapa hari dari kejadian tersebut ketika K. Mino datang dari menyabit(cari rumput) dan diketahui oleh K. Hosnan, maka disaat itulah muncullah keinginan untuk membalas K. Mino. Ahirnya K. Hosan berkata pada K. Mino: “Hai Mino, cepat kamu dipanggil Kiai katanya kamu mau diajak Mios (bepergian). Ahirnya K. Mino meletakkan rumputnya dan segera mandi. Setelah berpenampilan rapi K. Mino menghadap sang Guru, dan betapa terkejutnya K. Mino ketika sang Guru berkata : “ Kamu sudah datang Mino ? dan tolong kuda-kuda itu dikasih makan. Dengan kejadian tersebut maka K. Mino menyadari bahwa dirinya dibalas oleh K. Hosnan.
Di ceritakan oleh K. Kholil ( Genggong )



(2)

Pesan sang Guru ( K. Syamsuddin ) kepada K. Mino.
            “ Cong be’en mon terro aobeeh kalakonnah eteppa’en ojen derres, be’en duli adua’ cong”(nak, kamu kalau ingin berubah kelakuannya, ketika hujan deras, kamu cepat berdo’a) Selelah pulang dari pondok dan berkeluarga, Konon di jabung ada pabrik dan K. Mino bekerja di pabrik tersebut, sepulangnya dari pabrik di pertengahan jalan di guyur hujan yang sangat deras, ketika itu juga K. Mino langsung ber do’a dengan menjerit dan ber do’a “  Duh gusteh obe’aki kalakuan kauleh gusteh ” (Duh Gusti, rubahlah kelakuan hambamu ini Gusti!.) doa tersebut  di lakukan karena k. mino ingat kepada dawuh (pesan) sang Guru.

Di ceritakan dari Abdul Wafa Pagalangan


 Kepatuhan, Ketaatan dan ketakutan K. Mino pada Gurunya ( K. Moh, Hasan Genggung )
            Ketika bulan Ramadhan K. mino menjaga jidur (beduk) ketika ada di pondok untuk menjaga adzan maghrib, disuatu ketika maghrib kurang 1 menit K. mino langsung memukul beduk dan pukulan beduk tersebut di dengar oleh K. Moh Hasan, Lalu K. Moh Hasan bertanya, “ siapa nepbu jidur kik buruh.?” (sipa yang menabuh beduk barusan) mendengar seruhan Gurunya tersebut K. Mino langsung jatuh pingsan dikarnakan sangat takut dan ta’dimnya pada sang Guru.
Di riwayatkan dari bapak Sibawih

Silsilah

Bujuk Rabeh


Dira
  1. Arjani
  2. B. genduk
  3. B. Prasman
  4. P. Pat
  5. P. Markaban
  6. P. tena
  7. P. markena
  8. B. Arbina
  9. K. Mino


Berasal dari poteran
  1. Nyai Sa’din
  2. K. Arbina
  3. K. Mino

Cerita dari poteran
            Tiga saudara 1. B. Randeh  2. B. Sinar Bulan       3. B. Sa’din
Dari poteran mau  Berlayar menuju ke Grinteng ( Andun) ditengah laut Nasib tak baik perahunya tenggelam lalu ditolong oleh ikan mundung
_____________________________________________________________________________
( 1 )
Pulang dari pondok K. Mino langsung nikah dengan Nyai Rodina . K. Mino selama menikah dalam keadaan melas selama 14 thn dan tidak pernah menanak di waktu pagi, makannya masih menunggu datang dari kerja. Dan pernah “ Ngala’ geduen sapeh “ Tiga pasang (6 sapi ). selama tiga bulan Mulai bulan Rajab sampai bulan Ramadhan K. Mino tidak pernah tidur dan pada tgl 8 jam 3 malam kedatangan tamu, oleh K. Mino di suguhi kopi dingin dan nangka goreng tanpa bicara tamu tadi marah tanpa alasan dan berkata “ apakah kamu tidak tidur ?” K.Mino menjawab “ ya” tamu berkata “apa yang kamu kerjakan?” K. Mino menjawab “ ngaji “ . lalu K. mino diberi (dititipi) uang dan tamu berkata “di ganti iya,>>>>>>> tidak di ganti tidak apa apa” lalu tamu itu langsung pulang dan uang tersebut oleh K.mino di belikan talam (nampan) dan gelas yang terbuat dari kuningan dengan alasan selama ini Nyai Rodina dalam keadaan melas dan sisanya uang tersebut di belikan padi 7 amet (1 amet 2 ton 2 Kuwintal ) lalu gabah tersebut di simpan maka di setelah mahal oleh K. Mino dijual hasil penjualan dari gabah tersebut di belikan 2 ekor sapi dan hal tersebut berlangsung sampai 7 kali akhirnya K. mino mempunyai 12 ekor sapi akan tetapi sapi yang 12 tersebut di jual semua, dengan niatan mau naik haji tapi sayangnya uang tersebut tidak mencukupi 2 orang untuk haji, namun Nyai Asuki berkata pada K. Mino agar supaya Nyai Rodina juga berangkat haji K.Mino menjawab “ uangnya tidak cukup” Nyai asuki berkata lagi “ biar sawah saya di gadainkan dan sapi di jual ahirnya berangkatlah K. Mino dan Nyai Rodina berdua untuk melaksanakan ibadah haji. Kejadian diatas bermula  ketika keadaan ekonomi kiai Mino tidak setabil, akhirnya disuatu hari kiai mino pernah ditegur oleh guru kiai mino , dengan mengingatkan  kiai mino tentang ijazah yang diberikan sang guru kepada kiai mino. Dengan teguran sang guru, kiai mino mino pun akhirnya menjlankan amalan yang dulu pernah di ijazahkan kepada kiai mino yaitu melakukan pusa selama tiga bulan, selama tiga bulan kiai mino mino hanya berbuka segrelas kopi dan ditemani selepek gorengan, makan seperti ini kiai mino lakukan pada waktu sahur. Bulan ramadhan yaitu bulan ketiga dari kiai mino melakukan amlalannya pada watu tengah malam beliu didatangi laki-lkai yang kiai mino tidak kenal dan sambil memberikan uang.  

Keturunan dari K. Mino + Nyai Rodina ( Kalikajar )
  1. Jasuli
  2. Nyai Salama
  3. Betoh ( KH. Abdul Jalal )

 Dan Putra pertama K.Mino wajahnya agak mirip dengan K. Jalal yang berbeda hanyalah bila Jasuli meminta sesuatu pasti keosokan harinya ada tamu yang datang dan membawa apa yang dia minta sedangkan Betoh ( K. Jalal ) tidak. Namun sangat sayang beliau ( Jasuli ) wafat masih umur 11 tahun. Waktu hampir wafat Jasuli pernah berkata pada Nyai Rodina “ Mak be’en ben aba je’ tokaran yeh“ (mak, kamu dan abah jngan bertengkar ya). Dan Jasuli berkata pada Nyai Rodina ( Ibunya ) bahwasanya dia mempunyai 3 kamar sedangkan kamarnya Jasuli sudah selesai tak lama kemudian wafatlah Jasuli.

Keturunan K.Mino dengan istri mudanya ( Nyai Jo ) sumberan

  1. Mahfud
  2. Fausi
  3. Nyai Da

Tempat Tirakat K. Mino

  1. Sekar Sari ( Pegunungan )
  2. Tampurah
  3. Jambun ( Kalikajar )
  4. Santana ( Pejarakan timur Genggong )

( 2 )

 

Perjuangan K. Mino

Perjuangan K. Mino pada syariat dengan Ilmu Hal ( tingkah )

Santri pertama K. Mino

Markawi sekarang H. Fathr Rosi yang beralamat JatiBanteng Besuki

Silsilah ke atas K.Mino

Konon ada empat orang dari desa Poteran di Madura dekat astah Syeh Yusyf, naik perahu dengan tujuan ke banyuagi akan tetapi naas menimpa 4 orang tersebut terkena “Ploseran” tak ayal 4 orang tersebut tenggelam lalu terdampar di Krinteng, salah satu dari 4 orang tersebut kawin dengan seorang gadis Krinteng dan putranya kawin dengan gadis atau perawan Tanjung dan purta dari perkawinan yang ada ditanjung kawin (menikah) dengan orang alas malang (nama desa), dalam perkawinan tersebut lahirlah putra yang bernama K. Arfina. Dan K. Arfina kawin dengan gadis Jabung timur yang ber nama Nyai Arfina, dalam perkawinan tersebut lahirlah tokoh karismatik yang bernama K.Mino.

Nyai Arfina (belum jelas nama asli ) berasal dari pandan laras. Ceritanya ada tetangga Nyai Arfina kawin dengan orang Jabung wetan, lama kelamaan Nyai Arfina ikut tetangganya bertempat tinggal di jabung wetan setelah itu datanglah seorang pemuda yang bernama K. Arfina untuk melmarnya, maka terjadilah perkawiman antara K. Arfina dan Nyai Arfina.


Dari Bapak Sibawih menerima cerita dari Rosidi dan menerima dari Bapaknya.()

            Sewaktu K.Mino mencari ikan (diwaktu malam) bersama temannya yang sekarang mempunyai anak yang bernama Rosidi yang ber alamat situbondo, mereka turun mulai dari sungai pondok Genggong ke utara sanpai jembatan pajarakan mereka tidak mendapat satupun ikan ternyata setelah sampai di jembatan melihat rongkang (lubang) yang teryata banyak udangnya dan mereka pun menangkap sampai penuh isi wadahnya, setelah sampai di Genggong K.Hasan sebagai pengasuh Pondok berdawuh pada keduanya bahwa lubang yang semalam adalah lubang buaya, dikarnakan teman K.Mino tidak percaya atau penasaran dengan dawuhnya K. Hasan maka keosokan harinya pergi ke jembatan Pajarakan dengan niatan melihat lubang yang tadi malam, ternyata setelah sampai di sana lubang tersebut sudah tidak ada lagi.

Terima cerita dari Bapak Sibaweh Sumberan
(1)
Di riwayatkan dari Ky. Rauya Bapaknya H. Mi Kalikajar.
Bapak Rauya pernah menjadi santri K.Mino di musholla, tatkala santri itu bermain lalu K.Mino berkata pada Santri “ Cong(nak) Ngajih Cong , engko’ malennah”, (ngaji cong, aku yang mau ngajari) santri menjawab “ Enggi(iya).
K. Mino sebelum kawin dengan Ny. Rodina sudah ada musholla tapi berbentuk “Jangkruk”.
Pada suatu hari ada tamu dari besuki datang / suwan pada K. Hasan ( genggong) dan K. Hasan berkata pada tamu itu “ Cong enggok endik anak Bungsoh neng Kalekajer nyamanah mino, cokop sowan karuah beih ben lah “ (nak, aku punya anak bungsu di kalikajar namanya mino, kamu cukup suwan ke dia aja). Lalu K. Mino datang pada K. Hasan dan menceritakan dirinya bahwa yang pernah sowan ke K. Hasan ( Guru K. Mino ) bahwa dirinya di perintahkan suwan pada K. Mino. Tanpa berkata apapun K. Mino menanyakan hajatnya tamu tadi dan disertahi keminyan. Ke esokan harinya K. Mino suwan kepada K. Hasan bahwa kemaren pernah kedatangan tamu dan tidak tahu apa yang harus di beriakan pada tamu itu, lantas K. Hasan berkata “ Cokop kalaben Bismillah “ (cukup dengan bismillah).
Setelah itu tamu semakin banyak berdatangan, pas pada waktu itu K. Mino bersama santrinya membuat bata untuk membangun masjid, K. Mino  memberikan tahu cara membuat bata pada santrinya termasuk santrinya ( Bapak Rauya Kalikajar ), lalu membangun pondok, anehnya pada waktu pembangunan pondok tersebut santri pada waktu itu cuman santri musholla belum ada yang mondok, K. Mino sudah membangun terlebih dahulu.
Pernah K. Mino berkata pada santrinya diwaktu hampir nikah “ Cong chek minta soki ben cong, mintalah slamet cokop, buktenah engkok, “ oreng slamet reah sokilah. “ ben mun lakoh kotuh pajujur cej carpakan ben jek dengkien”. (nak, jangan minta kaya tapi mintalah selamat, itu sudah cukup. Orang selamat itu sudah kaya. kalau bekerja harus jujur dan jangan dengkian )
Silsilah saudara K. Mino dari keturunan K. Arfina dan Nyai Arfina
Laki-laki 3 anak dan perempuan 4 anak
1.    Zainal                    1. Buk Wat
2.    Rukya                   2. Buk Dul
3.    Mino                      3. Buk. Umar
4. Buk Jatim

Kekaramatan

            Pada waktu pernikahan KH. Nuruddin dengan Nyai Salama kira-kira pukul satu malam semua tamu dan keddung pada pulang semua, terkecuali Habib Ali dari Besuki yang masih ada diluar, pada waktu itu juga  K. Mino kedatangan tamu, setelah tamu itu pulang K. Mino keluar dari dalemnya dan berkata pada habib Ali yang lagi duduk di luar “ ada tamu tadi Bib” Habib Ali agak terkejut “ Ah.. tidak ada Kiai”. Ada Bib, Nabi Hidir “ agak tercengang Habib mengatakan “ Ya…Allah saya kok dak melihat kiai?” Namun ada orang yang mengucapkan salam tadi kiai !! tapi, setelah saya menoleh tidak ada orang sama sekali”.
            Pada waktu K. Mino membangun Pondok Putri, K. Mino meletakkan “ Pancung” di sungai di letakkan disebelah Utara dan berkata pada pekerja supaya tidak ada orang yang mencabutnya, setelah musim hujan sugai semakin keselatan yang teryata sebelah selatannya ada gampin yang cukup tinggi.
            K. Mino pernah berkata pada Habib Ali dari Besuki “ Kauleh Bib tareddep 5 menit pon cokop bib” (saya bib tertidur 5 menit saja sudah cukup bib) Pada waktu Habib Ali ingin menirukan K. Mino dalam tidak tidur malam.
            K. Mino pernah mengairi sawah yang ada di Randumerak dengan air sungai yang begitu santer (deras) yang di hadang dengan memakai jerami dan dibelokkan pada sawah, anehnya air sungai yang begitu santer (deras) tidak dapat menembus jerami tersebut bahkan air melamban waktu air mendekati jerami, pada waktu itu banyak yang menyaksikan namun K. Mino tidak ingin menampakkan keistimiwaanya. pada waktu itu mendadak K. Mino menyuruh sebagian dari para pekerja supaya mengejeknya. Dan yang bocor oleh K. Mino di tambal dengan tanah, akhirnya air sungai tersebut meluap pada daratan tinggi hingga mengalir ke sawah K mino.
( 1 )
Dari Non Kholil ( Genggong ) menceritakan bahwa;
            Ada seseorang di desa Jabung wetan ingin mengadakan “ Lodrok “ dalam sebuah pernikahan, sebagai tokoh masyarakat K. Mino melarangnya untuk mengadakan lodrok tersebut, setelah selang beberapa hari orang itu memaksa mengadakannya pas waktu membuat terop dan pentas, K. Mino mendatangi rumah orang tadi tanpa berbicara apapun K. Mino langsung mencabut kayu “jeren “ dan di kibaskan pada terop dan pentasnya, berketepatan pada waktu itu kapal yang dinaiki lakon lodrok dari madura tenggelam dan akhirnya lodrok gagal dipentaskan.

Dan di ceritakan dari Abdul Wafa Pegalangan
            Suatu ketika di desa Kalikajar ada orang yang terbawa banjir, kemudian masyarakat mengadu pada K. Mino tentang kejadian tersebut, lalu K. Mino memanggil H. Hasan ( Putranya ) untuk mengeluarkan mobilnya untuk pergi ke jembatan Randumerak. Lalu K mino menghampiri jembatan itu dan mengikatnya dengan surban dengan seketika saluran air sungai utara jambatan asat (surut) dan sungai sebelah selatan tidak mengalir namun masih ada air yang dari selatan jembatan mengalir sedikit lalu K. Mino menusukkan lidi pada surbannya yang di ikatkan di jembatan tadi sehingga air tidak mengalir, dan akhirnya anak yang hilang terhanyut air tadi di temukan.
______________________________________________________________________________---------
Di ceritakan dari H. Ariman
            Melihat ada seorang pekerja, namanya bapak Sudarmi Kalikajar sebelah utara Pondok, yang di pekerjakan menanam jagung di sumberan, pada musim buah jagung itu ada yang mencurinya, lau kejadian itu dilaporkan pada K. Mino dan K. Mino berkata “Tikkel pon jik ; tulat, “kakruah jik ampasah mon patenah belih ka orengah dibik “

( 1 )

Pekerjaan K. Asfina

            Pekerjaan K. Asfina ialah membuat batu bata

Proses kelahiran K. Mino

            Suatu ketika K. Asfina pergi kepengajian ada seorang kiai yang menceritakan proses kelahiran imam Syafi’I yang mana isi cerita itu bapak imam Syafi’I mentirakatkan dan mendo’akan anaknya yang bernama imam Syafi’I yang masih ada di kandungan, dan K. Asfina mendengarkan dengan sungguh-sugguh ( konsentrasi ) setelah pulang dari pengajian dan menceritakan tentang isi pengajian ( ceramah ) kepada Ny. Asfina dan K. Asfina berkata; “Dik guleh deteng pangajien, ano can kiai dik, mon terro endieh anak sholeh tarakat aki ben tueh aki ka pangiran” dettih kauleh sareng empian mulai lambe’ sala kebei anak, tak tarakat aki ben ta’ ben tueh aki ka pagiran sapen malem saben siang.(dik, saya datang dari pengajian, kata kiai, kalau ingin punya anak sholeh harus ditirakati, minta pertolongan Allah jadi kita dari dulu salah dalam membuat anak, tidak ditirakati siang malam) Lalu Nyi Asfina berkata ; “ Tore kang kauleh mangken andek, tore tarakat aki ben tue aki ka pangiran ma’le endik anak se sholeh. (ayo kang, saya sekarang mau. Ayo kita tirakati, minta pertolongan Allah agar memiliki anak yang sholeh)
            Mulai malam itu juga Nyai Asfina pergi kebelakang rumahnya mengambuil sapu lidi, oleh Nyai Asfina sapu lidi itu disucikan dan dilepas ikatannya lalu diletakkan di tempat sholat, dan di setiap malamnya K. Asfina dan Nyai Asfina wiridan (berdo’a), K. Asfina di depan dan Nyai Asfina di belakang ber wiridan (berdo’a) menggunakan lidi-lidi itu secara bergantian dari K. Asfina lidi-lidi itu diberikan pada Nyai Asfina dan Nyai Asfina mengikuti wiridan yang di baca K. Asfina. Setelah lidi-lidi tersebut habis di depan K. Asfina lalu oleh Nyai Asfina di kembalikan lagi kedepan K. Asfina begitu seterusnya sampai subuh untuk mendo’akan kandungannya. Tentang wiridan yamg dibaca adalah Istighfar dan Sholawat lalu berdo’a semuga mempunyai anak yang sholeh, sejak saat itulah mereka istiqomah wiridan ( di malam hari) dan pada siang harinya K. Asfina dan Nyai Asfina berpuasa sampai menjelang kelahiran kandungan nyai Asfina dan lahirlah K. Mino (KH. Moch. Hasyim / Mino).

Diriwayatkan oleh Abdul Wafa, Pegalangan


Pesan terahir K. Mino

            Suatu ketika menjelang wafat K. Mino yang sedang berbaring di tempat tidur, lalu Nyai Maryam berkata ; “ dek remma jih empian pon palemanah? de’ remmah anak-anak en?(gimana jih (haji) sampean sudah mau pulang? Bagaimana dengan anak-anaknya?) lalu K. Mino menjawab, “  Dinah engko’ endik anak lakek e dinnak (K. Jalal) (tidak apa-apa, saya punya anak laki-laki disini !! (K. Jalal)) e berek engkok endik anak lakek kiah (K. Fauzi) (dibarat, (desa sumberan) saya juga punya anak laki-laki !! (K. Fauzi)),  K. Mino berkata lagi “ ye mon santreh, mon endik kapentingan; ye ngajih neng kobornah engko” , surat yasin sareng tahlil, ye etue akinah bik engkok “. (dan santri, kalau punya kepentingan, ya ngaji di pesareanku, surat yasin dan tahlil, ya akan aku do’akan !!)

Ke istimiwaan K. Mino ( Di riwayatkan dari Abdul Wafa Pegalangan)

            Suatu hari ada orang suwan pada K. Mino dan tamu tersebut berkata “ Yuon do’a barokah kiaeh, kauleh ngaleah somur se bedeh neng gunung” (mintado’a barokah yai!! Saya mau manggali sumur di daerah gunung)  lalu K. Mino menjawab. “ enggi-enggi jik “(iya-iya jik (mas/pak)). Seketika itu oleh K. Mino di do’akan dan memberikan keminyan pada tamu tersebut, lalu berpesan ; “ dek kik jik rik berik minyan nikah pa enlaen, totopen dewun, terus dikah jik mon ngaliah somur, ngalak dawun sepaleng becca “ (nanti.. pada waktu pagi-pagi,  (setelah subuh) keminyannya di lain-lain kan (dibagi) lalu tutup dengan daun dan kalau kamu mau menggali sumur cari daun yang paling basah) ketika pada waktu pagi orang tersebut menentukan dawun yang paling basah dan langsung di gali teryata sumbernya sangat besar sekali.

( 2 )

Kepribadian K. Mino pada sesama manusia dan binatang

            Suatu ketika K. Mino bersama putranya (K. Jalal) mengendarahi mobil, di tengah perjalanan ada anak kecil yang berada di pinggir jalan lalu K. Mino berkata pada  putranya ,” Jih on lawon  ! bedeh nak kanak kenik, amiteh (di suruh amit )takok tepat nak kanak yatim. (jih, (K. Jalal) pelan-pelan!! Ada anak kecil. Permisi’in !! (disuruh permisi) takut anak itu, anak yatim)
Di riwatkan dari Abdul Wafa Pegalangan

Suatu ketika K. Mino ingin bepergian ke jawa tengah dengan mengendarai mobil, pada waktu itu kaca mobil terbuka, sampai di jabung; motor yang di kendarai oleh K. Mino ber selepan dengan mobil truk, K. Mino mengalah dan meminggirkan mobilnya. Ketika mobil di pinggirkan ada ranting pohon yang tergerpas oleh mobilnya K. mino teryata ada semut mirah di ranting tersebut dan jatuh di bajunya K. Mino. ketika pertengahan jalan (Surabaya) K. Mino menjumpai semut merah tersebut dan bilang pada sopernya untuk mengembalikan semut yang jatuh di bajunya, dan berkata pada sopernya “ anoh jik kaleng riah takok lakek ekaposang sebinik, mon binik takok ekaposang selakek” (jik, semut ini kalau laki-laki dicari istrinya, kalau perempuan dicari suamiya).

Di rawayatkan oleh Bapak Sibawih Sumberan



            Ketika K. Mino sudah berkeluarga dengan Nyai Maryam. K. Mino masih mengabdi pada sang Guru (K. Syamsuddin) setiap satu minggu sekali K. Mino bersama Nyai Maryam ke Genggong, K. Mino menyapu di halaman dan Nyai Maryam menyapu di ruang dalam. Pada suatu hari ibu nyai Syamsuddin berkata pada K. MinoCong mino be’en pagik abisanan Kholel yeh ! (mino kamu kapan-kapan besanan kholil ya!!)  K. Mino menjawab ” enggi nyih, manabi ekendein “ (iya nyai, kalau dia mau (non kholil) ) padahal pada waktu itu non Kholil masih belum punya anak dan juga K. Mino, tapi ahirnya dawuh Nyai Syamsuddin jadi kenyataan, putra K. Mino K. Jalal atau KH. Hasan Abdul Jalal kawin dengan putri non Kholil namanya Babun atau Nyai Hindun.

Di riwayatkan dari Non Kholil Pegalangan


 ( 1 )

Di riwayatkan dari Bapak Maridin Plampang

            Suatu ketika Bapak Maridin (alumni nurul qadim) disuruh memijat K. Mino, dan beliua pernah bersabda : “ Santreh tekaah penter ketapah selamari tapeh korang bektenah dek Guruh nikah sobong barokanah”. (santri walaupun pintar, kitabnya se al-mari tapi kurang bakti pada guru maka tidak ada barokahnya)
 K. Mino berkeluarga dengan Nyai Rodina sang martua tidak ada kecocokan atas kedatangan K. Mino di karenakan sering wiridan dan tidak bekerja. Lalu sang martua berkata: “ Kakan tasbih sieh jeh lakoh jek”.(makan tu tasbih!! gak kerja!!!) Setelah kejadian dengan martuanya K. Mino bertani dengan bersungguh-sungguh (Bertani Jagung) dan menjualnya ke penduduk. Pernah ada suatu kejadian yang menimpa K. Mino di waktu pulang menjual Jagung dari Pandian (nama desa) K. Mino hayut terbawa banjir beserta jagung yang di bawanya.
Sekilas tirakat K. Mino di ujung sungai jurusan sungai timur
KE ISTIMIWAAN
            Pada waktu Maridin dan teman-temannya yang masih duduk di kelas VI MI Nurul Hasan, (sekarang MI Nurul Qadim) oleh K. Mino di suruh piket (ronda) dihalaman dalem. Semua yang diperintahkan oleh K. Mino masih siswa kelas VI. Lalu K. Mino berkata : “  Mon bedeh oreng masoah jek beki jek yeh” (kalau ada orang mau masuk, jangan diperbolehkan) Semua santri menjawab “ Enggi “ (iya) Kemudian K. Mino berkata lagi “ empiyan terro katemuah ben nabi Hidir cong?” (kalian ingin ketemu nabi hidir?) Kemudian sebagin santri menjawab “ Enggi “ Kuat ben cong” (kuat kalian?)  Kata K .Mino “  Insya Allah kuat (santri menjawab). kira-kira pada pukul 03:00 malam ada orang gila yang sudah biasa lewat dijalanan memeksa masuk kedalem K. Mino, lalu sebagin santri yang berjaga melarangnya dan Menyeretnya untuk tidak masuk kedalem, Orang gila tadi tetap memaksa untuk masuk tetapi oleh satri diseret lagi keluar, di rasa sudah aman oleh santri, tiba-tiba orang gila tersebut masuk ke dalem K. Mino tanpa diketahui lewat mana, semua santri pada keheranan dan pada kebingungan mereka saling berkata “bagaimana  ini nanti dimarahi oleh K. Mino”, Keadaan di dalem tidak ada tanda –tanda yang menghawatirkan pada Kiai, semua santri pada bingung. Tapi akhirnya K. Mino keluar dari dalemnya sambil tersenyum, semula santri menyangka bahwa mereka akan dimarahi, dengan di barengi senyuman kehawatiran santri mereda dan K. Mino berkata :” Tak salaman cong “(tidak salaman nak?)   semua santri kebingungan dan saling bertanya pada temannya, bagaiman mungkin salaman dengan orang gila yang diseret-seret keluar supaya tidak masuk ke dalem. para santri menjawab “ Bunten Kiai “(tidak kiai)   K. Mino berkata lagi : “ ka’ruh Nabi Hidir cong “(tadi itu nabi hidir nak !)   Mendengar hal itu semua santri saling pandang satu sama lainya dan kaget atas perkataan K. Mino bahwa orang gila yang di seret itu adalah Nabi Hidir.

 Pada masa perpolitikan, saat itu dirasa tidak aman bagi tokoh-tokoh masyarakat, karena banyak isu yang beredar kalau para tokoh-tokoh masyarakat akan di teror. dengan keadaan sperti itu akhirnya K.Mino suatu ketika berkata pada para santri “Mon bede tamoi kabele kaule meos “(kalau ada tamu, bilang saya lagi eluar) santri pada waktu itu mengerti tentang dawu dan perintah gurunya , pada waktu itu juga kebanyakan santri yang di suruh piket membawa alat tajam  ketika jam 12 malam semua santri tetap tidak tidur , lalu dari luar halaman dalem sebagian santri melihat seseorang  yang agak besar dan berpakaian sakeraan dan berkata” Assalamualaikum” mendengar ucapan salam dari orang tadi para santri ada yang lari dan ada yang menetap lalu orang itu berkata lagi “Bede kiaeh!!? “(ada kiai!!?) dengan nada sambil menggretak. santri menjawab “Sobung!! Mios” (tidak ada, keluar)  Mon bede je’kabele tadek’’(kalau ada jangan dibilang tidak ada!!!) orang itu menggretak lagi .Tanpa meneruskan pembicaraan orang tersebut langsug masuk kedalem K.Mino ,santri yang tidak bisa menghalang hawatir atas keadan gurunya . santri yang ingin tahu (penasaran) masih berjaga-jaga sampai waktu subuh, menunggu keluarnya orang tersebut. Ketika waktu subuh, yang nampak keluar hanya K.Mino bliau langsung naik ke masjid sedangkan orang tadi tidak keluar-keluar sampai K.Mino selesai sholat sedangkan santri masih menunggu sampai terbitnya matahari namun orang itu tidak keluar juga.

( 2 )
Suatu ketika pernah seorang santri (Maridin) yang di perintahkan untuk mengobati orang gila yang ada di desa Alastengah, tanpa berpikir panjang santri itu mengatakan iya dan menanyakan cara untuk mengobatinya. lalu K.Mino berkata “Ye bismilla jia la “(ya… bismillah itu dah !!) dan akhirnya orang gila tersebut sembuh dan langsung di mondokkan di pondok pesantren Nurul Qadim .

Dari Bapak Sibawih ( Kata –kata mutiara ) dari K. Mino

            “ Pamapan nguker eatas langgik tape tak manpaat, tak gunah jek cong “(sebagus apapun mengukir di atas langit tapi tidak bermanfaat, maka tidak ada gunanya)
Maksudnya ; Kepandain yang tidak dilandasi kemanfaatan maka kepandaian tersebut tidak ada gunanya.
            “ sengak cong mole kamasyarakat mon tak salamet agentengan gidhteng kare lentenah “
Maksudnya ; Kalau tidak selamat pulang kemasyarakat akan sangat sengsara sekali
            Pesan –pesan ini biasanya di ucapkan seusai sholat oleh K. Mino


Di ceritakan dari H. Ariman

            Melihat ada seorang pekerja, namanya bapak Sudarmi Kalikajar sebelah utara Pondok, yang di pekerjakan menanam jagung di sumberan, pada musim buah jagung itu ada yang mencurinya, lau kejadian itu dilaporkan pada K. Mino dan K. Mino berkata “Tikkel pon jik ; tulat, “kakruah jik ampasah mon patenah belih ka orengah dibik “ (biarkan dah nak, bagus, yang diambil itu ampasnya kalau sari patinya tetap kembali pada yang punya)

Dari H. Muhammad ( Kades Candi ) terima langsung dari K. Mino

  1. Akhlaq dalm Ibadah
K. Mino dalm masalah Ibadah sangat memperhatikan betul-betul waktu Sholat. Hal itu menurul K. Mino adalah Akhlaq kepada Allah Swt, sebelum dikumandangkan seruan adzan K. Mino sudah ada di masjid untuk menunggu sholat, hal ini dikarnakan K. Mino ingat pada sang Guru K. Moh. Hasan genggong. Dan K. Mino pernah menghatamkan Al-Qur’an 3x setiap malamnya, dan perbuatan itu tidak diketahui oleh istrinya ( Nyai Maryam). Dalam bulan Romadan K. Mino melakukan sholat Taraweh 250 Roka’at.

  1. Akhlaq kepada sesama manusia
Akhlaq K. Mino kapada sesama manusia di pukul rata terlebih kepada sang Guru, waktu K. Mino ada Pondok tidak pernah menolak perintah sang Guru walaupun tidak tahu K. Mino tetap melaksanakan perintahnya , pernah K. Mino di perintah membuat tabing namun oleh K. Mino menyuruh orang lain untuk membuatnya dengan ongkos uangnya sendiri.

Kepada para Habaib K. Mino sangat menghormatinya bahkan K. Mino berkata “ Para habaib pekal lopot derih seksa’an apoi nerakah “ (para habaib akan bebas dari siksa api naraka)

Pernah suatu hari menerima Undangan, sebelum para tamu undangan lain dating, K. Mino sudah datang terlebih dahulu. Dawuh K. Mino, “ Mon e onjeng oreng  jhe’ sampek edentek, no’ adente’ah, tak sae mon edentek “ (kalau di undang orang lain jangan sampai di tunggu, lebih baik menunggu)


4 comments:

  1. Salam ...
    Mhn diperjelas tentang penulisan tempat dlm kalimat :
    "Cerita dari poteran
    Tiga saudara 1. B. Randeh 2. B. Sinar Bulan 3. B. Sa’din
    Dari poteran mau berlayar menuju ke Grinteng (Andun). Ditengah laut Nasib tak baik, perahunya tenggelam lalu ditolong oleh ikan mundung.
    Yg sy tahu, Andun adalah sebuah kampung yang ada di Desa Poteran.
    Mhn diperjelas
    Pengirim : Madry SA Rahman
    Dsn Andun Ds poteran,Talango-Sumenep

    ReplyDelete
  2. Nama Saya : Madri Esa Rahman
    Alamat : Dsn Andun Ds poteran,Talango-Sumenep
    No. HP : 081913666363
    Pin BB : 2a73ae55

    Tentang sejarah Khadlaratus Syekh KH. Mino sebagaimana yg ditulis dlm blog ini, sy merasa trpanggil untuk meneliti secara detail silsilah beliau yg konon memiliki silsilah nasab dengan warga Andun Ds Poteran yakni daerah tempat tinggal kami.
    Karena itu, kami membentuk "Team Pencari Data" Silsilah Beliau di Daerah kami.
    Mhn bantuan informasinya lebh lengkap lagi.
    wassalam ...

    ReplyDelete
  3. kisah NYATA berbagi info...
    saya belum lama ini
    bulan juni 2016
    tepat di hari jumat (10-6-2016) sampai hari minggu (12-6-2016)
    KU DI TIPU

    rumah juru kunci (PALSU)
    a/n:Ading 36thn (PENIPU)
    hp.081223871269
    ciri-ciri: orang kurus,kulit kuning sawo,tinggi 160+
    (PRAKTEK DGN BONEKA JENGLOT PALSU)
    melakukan pesugihan dana Goib
    di desa pagundan
    kampung dusun kliwon
    kuningan (jawa)
    tempat tinggal istri ke 1(TUA)
    (anak 2 cowo)
    juru kunci (PALSU)
    a/n:Ading 36thn (PENIPU)
    mempunyai 3 istri
    selama menipu sebagai juru kunci PALSU 8 thn...

    tempat makam keramat&sumur keramat
    desa pagundan (TIPUAN/PENIPU)
    kampung dusun kliwon (KUNINGAN)
    aku hari jumat (10-6-2016) sampai hari minggu (12-6-2016) melakukan ritual selama 3x..(Ritual)...
    sampai aku merogoh kocek ku sebesar 35jt lebih...
    membeli CERUTU JANGKRIK (komplit)
    35pcs x 600rb = 21 jt
    mebeli sesaji (komplit):
    nasi tumpeng
    buah,menyan,kembang dll
    sebesar 14jt lebih...

    juru kunci (MENIPU KU)
    a/n:Ading 36thn (PENIPU)
    hp.081223871269
    alamat Rumah tinggal >>>>
    istri (MUDA) ke 2 anak 4 (3 cewek 1 laki)
    Desa sidarja
    kampung cisalak
    blok pahing
    kecamatan ciawi gebang
    kabupaten kuningan (jawa)
    Rumah a/n:Ading 36thn (PENIPU)
    yg mengaku juru kunci..
    di belakang sekolah SD negri
    turun lapangan bola
    sidaraja kuningan

    ku mengadakan Ritual dana goib
    hari jumat (10-6-2016) sampai hari minggu (12-6-2016)
    di makam keramat & sumur keramat
    di desa pagundan
    kampung dusun kliwon (KUNINGAN)
    selama 3x...(3 hari komplit sesajen)
    tepat ritual yg ke 3 hari minggu,
    juru kunci PALSU
    a/n: Ading 36thn (PENIPU)
    hp.081223871269
    berkata di makam keramat,mengatakan uang dana goib,akan di antar langsung oleh arwah makam keramat
    desa pagundan
    kampung dusun kliwon (kuningan)
    tepat jam 1 malam di Rumah aku
    tggu di jembatan ke5 dekat Rumah ku

    setelah melakukan ritual yg ke3x..
    (komplit sesajen dari ke 1x-3x)
    ku lansung bergegas pulang ke Rumah
    dan ku sampai di jembatan yg ke5
    hari minggu pkl 11 malam...
    ku tunggu,sambil baca mantra panggil arwah makam keramat
    ku baca mantra sampai pkl 3 subuh (minggu 12-6-2016)
    arwah makam keramat tak kunjung hadir/datang...
    juru kunci PALSU
    a/n:Ading 36 thn (PENIPU)
    hp.081223871269
    ku tlp&sms juru kunci palsu itu
    tidak di angkat&tidak membalas sms ku sama sekali (ku di tipu)..

    hati-hati saudara ku
    jangan mudah percaya,apa lagi baru kenal&mengaku juru kunci,paranormal,dukun dsb
    (modus penipuan)

    www.ading36thn_penipuan.com
    sekian dan terima kasih

    alamat rumah yg di tinggal&di tempati >>>>
    juru kunci (PALSU)
    a/n: Ading 36 thn (PENIPU)
    hp.081223871269
    (PRAKTEK DGN BONEKA JENGLOT PALSU)
    istri (MUDA) ke 2 mempuyai
    anak 4 (cewe 3 cowo 1)
    desa sidarja
    kampung cisalak
    desa pahing
    kecamatan ciawi gebang
    kabupaten kuningan (jawa)
    di belakang SD NEGRI
    SiDARAJA KUNINGAN

    ReplyDelete
  4. Ki Jenggot Naga Spesialis Dukun Santet, Teluh, Pesugihan Kekayaan, Transfer Janin, & Mandul.

    Ampuh & Terbukti Mematikan…!!!
    Anda Di Sakiti Orang…???
    Menyingkirkan Lawan Politik…???
    Ingin Memiliki keturunan…???
    Masalah Karier…???
    Masalah Wanita…???
    Masalah Pria…???
    Masalah Janin…???
    Kesabaran Ada Batasnya…!!!
    Saatnya Dendam Untuk Dituntaskan…!!!
    Gunakan Jasa Ki Jenggot Naga, Semuanya Akan Beres…!!!
    Aki Memberikan Garansi Dijamin 100% Berhasil .. !!!

    Melayani Jarak Jauh.., Silahkan Konsultasikan Permasalahan Anda Sekarang Juga..!!
    Khusus Konsultasi Hub : 0853 9974 2324
    Khusus Bagi Yang Serius, Tidak Main-Main Dan Mempunyai Kemampuan Pendanaan…!!!

    Mahar Bayar Dimuka Untuk Membeli Perlengkapan Ritual & Sesajen.
    Santet Ki Jenggot Naga Tak Terdeteksi Oleh Siapapun Baik Paranormal Ataupun Ulama Besar Sekalipun.
    Klik : www.rajadukunsakti.blogspot.com

    ReplyDelete